Kamis, 23 Mei 2013

siapa aja bisa langsing kok kata vivi

Kisah Sukses
Saya juga bisa langsing, kok.

Sekarang


Sebelumnya
Nama: Sondang E.F. Siahaan (Vivi)
Umur: 28 tahun
Berat Badan Awal: 82 kg
Berat Badan Sekarang: 50 kg
Tinggi Badan: 156 cm
Pekerjaan: Mahasiswa & Instruktur

Yang dialami:Sebenarnya saat SMP Vivi tidak punya masalah dengan berat badannya. Tetapi, memang ia dan keluarganya senang sekali makan. Aktivitasnya pun tidak begitu banyak. Maka, jadilah berat badannya semakin meningkat. Hingga mencapai 70 kg saat ia SMA. "Saya suka sekali ngemil keripik tales. Dalam satu jam bisa habis satu bungkus seukuran 500 gr. Apalagi sambil belajar. Aku selalu punya stock di rumah. Itu masih ditambah minum kopi tiga kali sehari." Berat badannya terus meningkat sampai 82 kg saat ia menjadi mahasiswa Institut Pertanian Bogor. "Waktu itu saya merasa, semakin naik berat badan saya, semakin meningkat pula nafsu makan saya. Nggak tahu kenapa."

Bobot yang bertambah lama-kelamaan menghambat gerak-geriknya. Vivi menjadi kurang gesit. Kalau naik tangga, ia pasti terengah-engah. la juga tidak dapat bebas memilih baju. "Padahal, saya suka busana yang trendy dengan warna yang ngejreng. Tetapi, karena gemuk, saya hanya bisa pakai baju yanggombrong" Yang menyakitkan, teman-teman kuliahnya memanggilnya ’butet nduf. "Sebenarnya mereka nggak bermaksud jahat. Itu sudah seperti panggilan sayang dari mereka. Tetapi, mereka nggak tahu, sesungguhnya saya sedih dipanggil begitu."
Langkah pertama yang dilakukan:
"Saya capek, gerah, nggak sehat lagi. Masih muda, kok, gampang ngos-ngosan" Karena itu, ia segera mencari tahu segala hal mengenai cara menurunkan berat badan yang benar. Sampai akhirnya ia bertemu dengan seseorang yang kemudian mengenalkannya ke Kartini Legimin yang biasa dipanggil Ibu Legi, instruktur senam senior. Setelah mendapat ’pencerahan’ dari pakar kebugaran tersebut, Vivi memantapkan niatnya untuk berlatih senam aerobik dan mengatur pola makan dengan bimbingan Ibu Legi.
Motivasi:
Kedua orang tua Vivi juga gemuk. Mereka pernah mengatakan ke Vivi, "Kamu nggak mungkin bisa kurus. Karena tulang kamu gede. Dan kamu memang keturunan gemuk." vivi tidak mau percaya begitu saja. "Kalau mau usaha, saya pasti bisa langsing."

Program yang dijalankan:
Pada tahun 2002 Vivi pindah kuliah ke Interstudi. Makanya, ia harus mencari tempat kos di Jakarta. Dan karena ingin intensif berlatih senam, ia memilih untuk kos di rumah Ibu Legi. vivi dapat berlatih kapan saja, kalau ada waktu. Sebelum dan sesudah kuliah, pagi dan malam. Berbagai jenis senam dilakukannya. Low-impact, high-impact, body language, apapun. Setiap hari ’dibantai’, tentu saja Vivi sempat ’ambruk’. "Di awal-awal latihan badan saya sampai lebam-lebam. Pernah juga saya bolos latihan, karena nggak kuat lagi. Tetapi, tekad untuk langsing bisa mengalahkan itu semua. Lama-lama badan saya bisa adaptasi juga, kok."

’Penderitaan’ yang dialaminya perlahan-lahan dapat terbayarkan dengan tubuhnya yang semakin langsing. Satu bulan setelah mulai berlatih, beratnya turun 3,5 kg. Seakan tidak percaya saat ia melihat angka yang ditunjukkan jarum timbangan. Karena itu, ia mencoba menimbang dengan timbangan lain. Ternyata hasilnya sama. Barulah ia percaya. Dan itu memotivasinya untuk meneruskan kerja kerasnya.

Setelah satu setengah tahun berlatih, beratnya menjadi 57 kg. Celana panjangnya pun mulai longgar. "Saya sekarang bisa pakai baju apa saja, sepatu tinggi. Langkah-langkah saya juga lebih enteng." Tidak berhenti sampai di situ, Vivi tetap meneruskan latihannya. Bahkan, ia mulai belajar menjadi instruktur, juga dari Ibu Legi. Tetap berlatih dan akhirnya juga melatih orang lain menyebabkan tubuhnya semakin ramping. Sekarang bobotnya 50 kg.
Obsesi:
Vivi sudah benar-benar merasakan manfaat latihan yang dijalaninya Selama ini. Karena itu, ia ingin menularkannya ke orang lain dengan jalan menjadi instruktur. "Saya menganggap kegiatan ini seperti pelayanan rohani. Kalau orang lain melayani di gereja, saya melakukannya di sanggar senam. Bukan berkhotbah, tetapi melatih."
Kunci sukses:
Begitu kerasnya keinginannya untuk menurunkan bobot, sehingga ia rela berlatih keras berjam-jam setiap hari. Bahkan, ia kos di rumah instrukturnya, agar latihannya lebih intensif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar